Judul: Aku Berjanji Melindungimu, Tapi Dunia Tak Membiarkan
Pendaran senja mewarnai langit kota Shanghai. Di tengah gemerlap lampu dan hiruk pikuk jalanan, sosoknya berdiri tegak. Lin Wei, pewaris tunggal Lin Corporation. Wajahnya tenang, nyaris tanpa ekspresi, namun matanya menyimpan badai yang tak terucap.
Dulu, ada tawa renyah yang menghiasi bibirnya. Dulu, ada cahaya yang berbinar di matanya. Semua itu, sebelum bertemu dengannya.
Xiao Chen.
Pria itu adalah janji. Janji akan kebahagiaan, janji akan perlindungan. Lin Wei ingat dengan jelas, bagaimana Xiao Chen berlutut di hadapannya, di bawah pohon sakura yang sedang bermekaran, dan mengucapkan kata-kata itu: "Wei, aku berjanji akan melindungimu. Selamanya."
Senyumnya, dulu terasa hangat. Pelukannya, dulu terasa aman. Tapi kini, senyum itu terasa menipu, pelukannya beracun, dan janji itu telah berubah menjadi belati yang menikam jantungnya.
Xiao Chen, yang berjanji melindunginya, justru menikamnya dari belakang. Ia bersekongkol dengan rival bisnis ayahnya, menghancurkan Lin Corporation, dan mengambil alih segalanya. Demi kekuasaan, demi ambisi, ia mengorbankan cinta mereka.
Cinta? Apakah itu benar cinta? Atau hanya ilusi yang ia ciptakan sendiri?
Lin Wei tidak menangis. Ia tidak berteriak. Ia hanya merasakan kehampaan yang luar biasa. Kehilangan itu bukan hanya tentang perusahaan, bukan hanya tentang uang. Ini tentang kehilangan kepercayaan. Kehilangan harapan. Kehilangan sebagian dari dirinya.
Selama berbulan-bulan, Lin Wei menghilang. Ia bersembunyi di balik bayang-bayang, merencanakan langkahnya dengan tenang dan terukur. Ia belajar, ia mengamati, ia bersiap. Ia tidak ingin membalas dengan darah. Ia ingin membalas dengan sesuatu yang lebih menyakitkan: penyesalan.
Suatu malam, Lin Wei kembali. Ia kembali dengan nama baru, dengan identitas baru, dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Ia tidak lagi hanya Lin Wei yang polos dan naif. Ia adalah Lin Wei yang baru, yang bertekad.
Pertemuannya dengan Xiao Chen dingin dan formal. Tidak ada lagi sapaan hangat, tidak ada lagi tatapan mesra. Hanya tatapan tajam yang menusuk dan senyum tipis yang menyimpan racun.
Lin Wei tidak menghancurkan Xiao Chen secara fisik. Ia menghancurkan impiannya. Ia menghancurkan kerajaannya. Ia membiarkan Xiao Chen merasakan sakitnya kehilangan, sakitnya dikhianati, sakitnya ditinggalkan. Ia membiarkan Xiao Chen merasakan apa yang telah ia rasakan.
Xiao Chen kehilangan segalanya. Perusahaan, kekuasaan, dan yang paling menyakitkan, ia kehilangan Lin Wei. Ia terlambat menyadari, bahwa cinta Lin Wei adalah harta yang tak ternilai harganya. Kini, ia hanya bisa menyesal, menyesal, dan menyesal.
Lin Wei berdiri di balkon apartemennya, memandang kota Shanghai yang gemerlap. Ia memenangkan pertempuran ini. Ia membalaskan dendamnya. Tapi, kemenangan ini terasa pahit. Ada lubang menganga di hatinya, yang tidak akan pernah bisa terisi lagi.
Ia menghela napas panjang. Ia tahu, ia tidak akan pernah bisa benar-benar melupakan Xiao Chen. Bayang-bayang pria itu akan selalu menghantuinya.
Dan di tengah kesunyian malam, ia menyadari sesuatu yang mengerikan: cinta dan dendam lahir dari tempat yang sama.
You Might Also Like: 5 Rahasia Interpretasi Mimpi Dipatuk
0 Comments: