Senyum yang Menemani Jiwa Episode 1: Pertemuan di Bawah Pohon Plum Berbunga Angin musim semi membelai rambut hitam panjang Li Wei. Seratu...

Bikin Penasaran: Senyum Yang Menemani Jiwa Bikin Penasaran: Senyum Yang Menemani Jiwa

Bikin Penasaran: Senyum Yang Menemani Jiwa

Bikin Penasaran: Senyum Yang Menemani Jiwa

Senyum yang Menemani Jiwa

Episode 1: Pertemuan di Bawah Pohon Plum Berbunga

Angin musim semi membelai rambut hitam panjang Li Wei. Seratus tahun sudah berlalu sejak ia meregang nyawa di bawah pohon plum yang sama, namun ingatan samar tentang pedihnya pengkhianatan masih terasa seperti duri dalam hati. Ia menatap bunga-bunga sakura yang berguguran, kelopak merah mudanya berputar lembut seperti kenangan.

Di tengah keramaian taman, matanya terpaku pada seorang pemuda yang sedang melukis. Pria itu, Lin Fan, memiliki mata seteduh langit senja, persis seperti... seperti seseorang yang dulu sangat ia kenal, namun ingatan itu terlalu kabur, tertutup kabut waktu.

"Maaf," kata Lin Fan, suaranya yang dalam menyentuh relung jiwanya. "Apakah aku mengganggumu?"

Li Wei menggeleng, bibirnya tertarik membentuk senyum tipis. Senyum yang anehnya terasa familiar, seperti cermin yang memantulkan jiwa.

Episode 2: Bisikan Masa Lalu

Setiap kali mereka bertemu, entah secara sengaja atau kebetulan, perasaan aneh itu semakin kuat. Li Wei merasa seperti ditarik oleh benang tak kasat mata menuju Lin Fan. Mimpi-mimpi aneh mulai menghantuinya: taman bunga plum yang berdarah, pedang terhunus, dan janji yang terucap di bawah rembulan.

Lin Fan juga merasakan hal yang sama. Ia selalu merasa deja vu saat bersama Li Wei, seolah mereka pernah berbagi hidup yang sama. Lukisannya pun mulai dipenuhi oleh gambar-gambar pohon plum dan seorang wanita berpakaian merah.

Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, Li Wei mendengar bisikan lirih. " Jangan lupakan janjimu, Wei'er… " Bisikan itu menghantamnya seperti petir, mengembalikan serpihan-serpihan ingatan yang hilang.

Episode 3: Kebenaran yang Pahit

Li Wei ingat semuanya. Seratus tahun lalu, ia adalah seorang putri yang dijodohkan dengan panglima perang kejam bernama Zhao Tian. Namun, hatinya telah menjadi milik Lin Fan, seorang pelukis istana yang memiliki jiwa yang lembut. Mereka bersumpah untuk bersama selamanya di bawah pohon plum.

Namun, Zhao Tian mengetahui hubungan mereka. Ia menjebak Lin Fan dengan tuduhan palsu dan mengeksekusinya di depan mata Li Wei. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Lin Fan bersumpah akan kembali dan menemukan Li Wei di kehidupan selanjutnya. Li Wei, yang diliputi amarah dan keputusasaan, membunuh dirinya sendiri agar bisa bersama Lin Fan di alam baka.

Namun, sebelum meninggal, Zhao Tian mengutuk mereka berdua. Mereka akan dilahirkan kembali, namun tidak akan pernah bisa bersatu sampai Li Wei memaafkannya. Kutukan yang mengikat jiwa.

Episode 4: Dendam dalam Keheningan

Kebenaran ini menghancurkan hati Li Wei. Dendam membara dalam dadanya. Ia ingin membalas Zhao Tian, yang kini telah bereinkarnasi sebagai seorang pengusaha kaya dan berkuasa bernama Zhou Jian.

Namun, ia ingat janji Lin Fan. Ia tidak boleh membiarkan kebencian menguasai dirinya. Ia harus memaafkan.

Li Wei mendekati Zhou Jian. Bukan dengan kemarahan, bukan dengan teriakan, melainkan dengan senyum lembut yang menusuk lebih dalam daripada pedang. Ia memperlakukannya dengan hormat dan kebaikan, meskipun dalam hatinya ia merasa jijik.

Setiap kebaikan yang ia berikan, setiap senyum yang ia ukir, semakin menyiksa Zhou Jian. Ia merasakan penyesalan yang mendalam, beban dosa masa lalu yang menghantuinya. Ia sadar, hukuman terberat bukanlah kematian, melainkan pengampunan.

Episode 5: Pengampunan dan Kebebasan

Pada akhirnya, Zhou Jian menyerah. Ia mengakui semua dosanya dan menyerahkan diri kepada pihak berwajib. Saat ia dijebloskan ke penjara, ia menatap Li Wei dengan mata yang dipenuhi air mata.

"Aku... aku pantas mendapatkannya," bisiknya.

Li Wei tersenyum. Senyum yang tulus, senyum yang membebaskan. Ia telah memaafkan, bukan untuk Zhou Jian, melainkan untuk dirinya sendiri.

Kutukan itu pun akhirnya patah.

Li Wei dan Lin Fan, yang telah mengingat semua ingatan mereka, berdiri di bawah pohon plum yang kembali berbunga. Mereka saling menatap, senyum yang menemani jiwa mereka.

"... Di kehidupan selanjutnya, akankah kita bertemu lagi di bawah pohon ini?"

You Might Also Like: Perbedaan Sunscreen Mineral Lokal

0 Comments: